Welcome to Taiwan :)
Mendengar kata
'Taiwan', kita langsung terbayang oleh serial Meteor Garden (buat anak 90'an) 😎hehe... Atau terbayang oleh negara beretnis China yang berada pada sebuah pulau
kecil di sebelah timur China. Negara yang dihuni sekitar 23,52 juta jiwa (9%
dari total penduduk Indonesia) ini beribukota di Taipei City. Lebih dari 95%
penduduk Taiwan merupakan keturunan dinasti Han dari China, sementara penduduk
asli Taiwan hanya 2,3%, yang perawakan dan budayanya mirip sekali dengan
suku-suku di Kalimantan. Sebanyak 93% penganut Budha, Taoisme, dan
Konfusianisme. Hanya ada 0,3% muslim di Taiwan.
Dahulu hanya ada
Republic of China (ROC). Namun karena ada Chinese Civil War dan kelompok
komunis memenangkan perang tahun 1949, pemerintah ROC melarikan diri ke pulau
Taiwan. Kelompok komunis mendirikan negara People's Republic of China (PRC)
yang menguasai mainland. Jadi sebenarnya pendiri PBB itu adalah ROC (Taiwan),
bukan PRC (China).
Dalam perkembangannya, karena China menerapkan One China Policy,
hanya sedikit negara yang mengakui kedaulatan Taiwan ini. Itulah mengapa
Indonesia tidak memiliki kedutaan di Taiwan, hanya menempatkan perwakilan untuk
urusan perdagangan dan perekonomian saja di Taipei (KDEI). Perbedaan mendasar
adalah ideologi, China berideologi komunis, sedangkan Taiwan berpaham
nasionalis. Meskipun sama-sama etnis China tapi bahasa resminya juga sedikit
berbeda, yaitu Simplified Chinese dan Traditional Chinese (Taiwan).
Perilaku masyarakat
di sini cenderung mengikuti trend gaya Jepang-Korea-Amerika. Ya campur-campur
itu lah. Kehidupan bebas laki-laki perempuan, menjaga kebersihan, disiplin, dan
anak mudanya banyak yang meniru trend fashion Korea ataupun suka menggunakan
barang bermerek seperti Nike, Adidas, Zara, dsb. Anak muda di sini suka dance
gaya Korea dan paling antusias kalo ada artis Korea yang konser di NTU Sport
Center (sampek dibela-belain tidur bawa tenda di depan lokasi malam sebelumnya
buat antri masuk).
Orang Taiwan itu
peduli banget lho sama kesehatannya. Tua muda, laki-laki perempuan, kalo sudah
malam, kita pasti sering menjumpai mereka di lapangan dan taman. Ngapain?
Olahraga meeen 😮.... Jam olahraga lainnya dimulai pas sebelum Subuh. Gila dah,
pagi-pagi buta pas berangkat sholat Subuh lewat kampus NTU yang gelap gulita,
eh ada nenek-nenek lagi stretching di pojokan.. Serem gak tuh 😱... Pasti lari
ketakutan kalo nemu beginian di Indonesia. Orang Taiwan biasanya mandi saat akan tidur setelah olahraga, dan jarang
mandi saat pagi harinya.
Kebiasaan lain
adalah menjaga kebersihan. Jalanan, taman, bersih kinclong (ya meskipun banyak
penampilan luar apartemen-apartemen masyarakat kelas bawah yang kurang menarik,
jendela-jendela berkarat, dan kabel bersliweran). Di sini, kamu bisa melaporkan
orang yang buang sampah sembarangan ke pihak berwenang. Kamu bisa dapat reward
dan pelaku bisa didenda. Tiap hari tertentu ada truk sampah dengan suara musik
unik yang keliling untuk mengumpulkan sampah warga yang sudah dipilah-pilah.
Saking profesionalnya mengurus sampah, Taiwan dijuluki sebagai “The World’s
Geniuses of Garbage Disposal”.
Disini mereka pakai
toilet kering, biasanya hanya menyediakan tisu dan setelah dipakai tisunya
dibuang di tempat sampah bukan di masukkan ke kloset 😱. Jadi bagi orang
Indonesia yang tidak terbiasa, siap-siap bawa air sendiri saat ke toilet ya…
Kalo menurut saya,
sistem transportasi disini benar-benar bagus sekali. Taiwan punya sharing bike,
bus, mass rapid transit (MRT) – paling favorit, kereta, dan high speed rail
(HSR). Semuanya terintegrasi dengan baik. Dan semua bisa dibayar pakai semacam
kartu kredit yang telah diisi saldonya (contohnya EasyCard). Karena sistem
transportasi yang bagus inilah jarang sekali terlihat ada kemacetan parah di
Taiwan.
Kuliner
Taiwan itu surganya
street food. Pemerintah mengumpulkan semua pedagang ke suatu tempat, yang biasa
dikenal dengan ‘night market’ sehingga tidak menimbulkan kemacetan. Ada banyak
sekali night market di Taiwan. Akses transportasi ke semua night market
dipermudah sehingga night market selalu ramai pengunjung. Bagi muslim, tidak
perlu khawatir karena ada banyak makanan bersertifikat halal atau makanan
vegetarian di sini, misalnya Taiwan beef noodle dan bubble milk tea.
Pariwisata
Saya akui, luar
biasa. Mereka mengelola bidang pariwisata dengan sangat baik hingga menjadi
salah satu kontributor terbesar bagi perekonomian Taiwan. Area di sekitar
tempat wisata dikembangkan dengan sangat bagus, diberikan akses yang mudah, dan
dibuatkan promosi yang sangat menarik. Ada visitor center nya juga yang
menyediakan brosur wisata, stempel unik khas lokasi wisata itu, dan sebagainya.
Kalo mau cari salju bisa ke Hehuanshan, liat bunga sakura di Yangmingshan dan
Wuling, ingin nerbangin balon udara bisa ke Pingxi, atau kalo mau berkunjung ke
bangunan bersejarah bisa ke Chiang Kai-shek Memorial Hall. Jalur pendakian pun
dibuatkan tangga dari batu yang tersusun rapi sampek puncak. Gak heran,
penggemar hiking juga banyak dari kalangan lansia. Oh iya, Taiwan juga punya
Taipei 101 (502,9 m) yang merupakan gedung pencakar langit tertinggi di dunia tahun 2004-2010.
Ada banyak sekali
festival tiap tahun, misalnya lantern festival, sand sculpting art festival,
baloon festival, dragon boat festival, dll. Pemerintah sangat gencar
mempromosikan ini, bahkan memberikan transportasi khusus ke lokasi festival,
ada yang gratis, bayar setengah harga, atau memperbanyak jumlah angkutannya.
Pendidikan
Pemerintah Taiwan
menyediakan banyak sekali beasiswa untuk mahasiswa asing. Kampus terbaiknya
adalah National Taiwan University (NTU) yang merupakan peringkat 70 dunia.
Kampus terbaik lainnya adalah NTHU, NCTU, NCKU, dan NTUST yang masih dalam 260
besar peringkat dunia. Mahasiswa Indonesia paling banyak kuliah di NTUST
(Taiwan Tech).
Dengan banyaknya orang asing yang belajar dan bekerja di Taiwan,
mungkin pemerintah ingin meningkatkan ranking perguruan tingginya dan juga
menggenjot perekonomian negaranya, karena pertumbuhan penduduk Taiwan tiap
tahun terus melambat. Keinginan mereka untuk berkeluarga dan punya anak sangat
rendah dibandingkan dengan Indonesia. Mereka fokus ke karir.
Buruh Migran
Indonesia
Hampir 40% dari
pekerja asing di Taiwan adalah orang Indonesia. Karena saking banyaknya ini
sampek-sampek kalo pas liburan, area Taipei Main Station serasa di Indonesia
karena penuh berjejalan orang Indonesia dengan ‘bendera’ komunitas yang
berbeda-beda. Gaji yang lebih dari 2 kali upah minimum di Jakarta membuat
banyak orang terbius untuk pergi merantau ke Taiwan dan meninggalkan
keluarganya jauh di kampung halaman.
Lain-lain
Karena kemandirian
inilah, Taiwan menolak jika bergabung menjadi bagian dari China. Karena mereka
mampu untuk menjadi negara sendiri.
Itu dulu sekilas
tentang Taiwan. Semoga bermanfaat. Next, InsyaAllah saya akan share apa-apa
saja yang bisa dipelajari dari negara Taiwan ini.
#StudyInTaiwanLearnFromTaiwan
Taipei, 22 Februari
2017
0 komentar: