My First Ramadan in Taipei

14.54.00 Hafiedz Pradana 0 Comments

Alhamdulillah tahun ini masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk bertemu dengan bulan Ramadan lagi. Ada yang berbeda dengan Ramadan kali ini. Ya,... ini adalah Ramadan pertamaku di negeri orang, karena saat ini saya sedang menempuh program master di Industrial Management, National Taiwan University of Science and Technology, Taipei City, Taiwan. Meskipun selama kuliah S1 di ITS Surabaya dulu juga jauh dari keluarga di Ponorogo, tapi setidaknya masih ada suasana Ramadan di Surabaya. Mulai dari banyaknya spanduk ucapan "Selamat Menunaikan Ibadah Puasa", ramainya masjid-masjid yang menggelar shalat tarawih, sampai dengan ucapan selamat berbuka puasa dari iklan sirup Mar*jan. #eh.. Inilah pengalaman pertama kalinya puasa di negara yang mayoritas penduduknya non-muslim. 

Puasa di Taiwan
Tanggal 5 Juni 2016, setelah shalat Isya di Taipei Grand Mosque, imam masjid mengumumkan bahwa malam itu sudah masuk 1 Ramadan 1437 H. Beliau menyampaikan hasil penampakan hilal di beberapa negara sekitar Taiwan, termasuk Malaysia. Maka kami pun melaksanan shalat tarawih setelah itu dilanjutkan shalat witir dan puasa keesokan harinya.
Taipei Grand Masjid mengumumkan 1 Ramadan 1437 H (by Hadziq Fabroyir) 

Shalat Tarawih dan Witir

Ada yang sedikit berbeda dengan pelaksanaan shalat tarawih dan witir di sini. Taipei Grand Mosque mengikuti mahzab Hanafi, termasuk untuk jadwal shalatnya. Shalat tarawih di sini dilaksanakan 20 rakaat dengan melakukan salam setiap 2 rakaat, sama seperti yang dilakukan kebanyakan umat Islam di tanah air. Namun setelah membaca Al-Fatihah, kebanyakan imam akan membaca beberapa ayat surat-surat Madaniyah. Jadi meskipun 20 rakaat, tapi tidak secepat di Indonesia. 

Sholat Tarawih di Taiper Grand Mosque
(by Taipei Masjid Agung)
Kemudian dilanjutkan dengan witir 3 rakaat. Perbedaannya adalah imam akan duduk tasyahud awal di rakaat kedua witir. Dan pada rakaat ketika setelah selesai membaca surat pendek, imam akan takbir untuk membaca qunut (dibaca sendiri-sendiri, tidak dilafalkan), kemudian takbir lagi untuk ruku'. Berbeda dengan di Indonesia, qunut dibaca setelah ruku' dan dilafalkan oleh imam. Bagi kami yang baru pertama kali shalat tarawih di Taipei Grand Mosque, ada beberapa yang mengira takbir setelah membaca surat pendek adalah ruku' :P. Namun di hari kedua tarawih, sudah banyak yang mengikuti imam dengan tidak langsung ruku'.. hehe.. Shalat tarawih dan witir berlangsung selama lebih kurang 1 jam tanpa disisipi dengan ceramah seperti yang ada di Indonesia.
 

Sahur dan Buka Puasa
Jauh dari keluarga di Indonesia bukan berarti tidak bisa sahur bersama. Jumlah mahasiswa muslim di kampus NTUST cukup banyak. Difasilitasi oleh Formmit Utaratu (Forum Mahasiswa Muslim Indonesia di Taiwan Utara Satu), kami sahur bersama-sama di lounge dorm 3 NTUST. Teman-teman dari Formmit Utaratu akan memesan makanan di Toko Sakura (toko Indonesia yang bersertifikat halal) dan membeli buah, kadang juga membuatkan teh manis. Ya, sahur bersama mereka sudah seperti sahur bersama keluarga di rumah :). 

Sahur bersama teman-teman muslim NTUST
Menu sahur pertama
Alternatif sahur lainnya adalah sahur gratis di Taipei Grand Mosque. Menurut penuturan beberapa rekan-rekan yang sering sahur di sana, mereka biasanya sahur sekitar pukul 02.30 dengan menu kari. Kemudian dilanjutkan shalat Subuh berjamaah sekitar pukul 03.54, kajian, atau membaca Al Qur'an sampai matahari terbit, lalu shalat dhuha, dan pulang.


Menu ta'jil di Taipei Cultural Mosque
Saat buka puasa tiba, kami tidak merasa kesulitan untuk mencari makanan berbuka puasa. Meskipun di sini tidak ada yang menjual menu ta'jil kolak atau gorengan di pinggir jalan seperti di Indonesia, namun kita bisa berbuka gratis di Taipei Grand Mosque atau di Taipei Cultural Mosque. Di sana disediakan mulai dari menu ta'jil sampai menu berbuka puasa. 

Di Taipei Grand Mosque, menu berbuka puasa bisa dibilang sangat istimewa, ada nasi biryani (nasi yang dimasak dengan rempah-rempah dan daging kambing), kari ayam, roti, lauk, sayur, susu, yogurt, dan buah (4 sehat 5 sempurna, gan :) ). Setelah shalat Magrib, kami akan dipersilakan oleh petugas untuk duduk melingkar bersama muslim lainnya dari berbagai negara di meja makan yang berbentuk bundar. Satu meja bisa untuk sekitar 8 orang. Di atas meja sudah disiapkan menu berbuka puasa yang istimewa tersebut. Tanpa basa basi, kami langsung 'sikat' apa yang ada.. hehe... Dan masyaAllah, saat nasi atau kari tinggal sedikit, petugas bukan membereskannya tapi mereka dengan sigap langsung menambah nasi dan kari tersebut tanpa diminta. Luar biasa sekali.. Bahkan ini akan terjadi terus menerus sampai kita bilang "It's enough, thank you".. hahaha...


Menu buka puasa di Taipei Grand Mosque
Kita yang terbiasa melaksanakan buber (buka bersama) dengan teman-teman jaman SD, SMP, SMA, atau teman kuliah S1, mungkin beberapa dari kita akan merindukannya. 

Buka bersama teman-teman Fall 104 NTUST
(by Dwi Yanti)
Namun jangan khawatir, berbuka puasa dengan teman-teman kuliah seangkatan di NTUST dan berbuka puasa bersama masyarakat Indonesia di KDEI (Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei) pada hari Jumat kemarin seakan dapat mengobati kerinduan kita untuk buber dengan sesama orang Indonesia. 


Buka puasa di KDEI
(by Adi Permadi)
KDEI yang berlokasi di Ruiguang Rd, Neihu District, Taipei City ini akan mengundang seluruh masyarakat Indonesia di Taiwan setiap hari Jumat untuk buka puasa bersama. Acara akan diawali oleh ngabuburit dengan mendengarkan tausiah lalu dilanjutkan makan ta'jil, shalat Magrib, makan menu berbuka puasa khas Indonesia, kemudian shalat Isya', tarawih, dan witir. 

Untuk menuju ke KDEI kami dari NTUST naik bus 650 ke stasiun MRT Liuzhangli, lalu naik MRT line coklat dan turun di stasiun Xihu, kemudain berjalan kaki ke KDEI. 

Transportasi ke KDEI

Bagian dari Masyarakat Muslim Dunia
Ada hal berbeda yang saya rasakan di sini, shalat dan berbuka puasa bersama saudara-saudara muslim dari berbagai negara membuatku merasa bahwa kita juga punya saudara muslim di luar Indonesia lho. Ada muslim Taiwan, India, Pakistan, Afganistan, Arab, Yordania, Mesir, Suriah, Turki, Aljazair, muslim dari Afrika, dan lainnya. Ketika shalat, sebelah kita bisa bertubuh tinggi besar, berkulit gelap, ciri khas muslim Afrika, dan sebelah kanan kita berkulit putih, bermata sipit, khas muslim Taiwan. 


Buka puasa bersama di Taipei Grand Mosque
Saat menyantap makanan berbuka puasa, sebelah kanan kiri kita bisa jadi bukan orang Indonesia lagi, namun muslim dari negara-negara lain. MasyaAllah, luar biasa sekali. Islamlah yang menyatukan perbedaan bahasa, warna kulit dan postur tubuh kami. Kami merasa menjadi bagian dari masyarakat muslim dunia.

Mari sama-sama memaksimalkan ibadah di bulan suci Ramadan ini, karena belum tentu kita akan bisa bertemu dengan Ramadan lagi tahun depan.


Ramadan Mubarak


Taipei, Ramadan 7, 1437 H

Hafiedza Pradana Rakasiwi
Graduate Student of Industial Management - NTUST

  

0 komentar: